Tab Menu 5

Senin, 06 Desember 2010

Kelainan Perangsangan Otot

judul :Kelainan Perangsangan Otot
nama penulis: change avatar
website : http://www.indonesiaindonesia.com/f/9973-kelainan-perangsangan-otot/
kandungan : Kelainan Perangsangan Otot

DEFINISI

Perjalanan saraf dari otak ke otot sangat rumit, kelainan fungsi pada salah satu daerah di sepanjang rute ini bisa menyebabkan kelainan otot dan pergerakan.
Tanpa perangsangan yang memadai dari saraf, otot akan menjadi lemah, menyusut (atrofi) dan bisa mengalami kelumpuhan total meskipun ototnya sendiri normal.

Kelainan otot yang disebabkan oleh adanya kelainan fungsi saraf adalah:
- Sklerosis lateral amiotropik (penyakit Lou Gehrig)
- Atrofi muskuler progresif
- Kelumpuhan bulber progresif
- Atrofi lateral primer
- Kelumpuhan pseudobulber progresif.

Penyakit-penyakit tersebut memiliki kesamaan, dimana saraf-saraf pada medula spinalisatau otak, yang tugasnya merangsang kerja otot (saraf motorik) mengalami kemunduran secara progresif dan menyebabkan kelemahan otot yang bisa berakhir menjadi kelumpuhan.
Tetapi setiap penyakit mengenai bagian sistem saraf dan otot yang berbeda.

Kelainan ini lebih sering terjadi pada pria, gejala biasanya mulai timbul pada usia 50 tahun.

PENYEBAB

Sebagian besar kasus penyebabnya tidak diketahui.

GEJALA

Sklerosis lateral amiotrofik merupakan penyakit progresif yang dimulai dengan kelemahan, seringkali pada tangan, jarang mengenai kaki.
Kelemahan biasanya hanya mengenai salah satu sisi tubuh dan diteruskan ke lengan atau tungkai.
Sering terjadi kram dan bisa terjadi sebelum timbulnya kelemahan, tetapi sensasinya tetap utuh.
Lama-lama, selain otot menjadi semakin lemah juga terjadi kejang, otot memendek, terjadi kejang disertai tremor.
Otot-otot untuk berbicara dan menelan menjadi lemah, sehingga terjadi kesulitan dalam berbicara (disartria) dan menelan (disfagia).
Pada akhirnya penyakit ini bisa menyebabkan kelemahan pada diafragma dan terjadilah gangguan pernafasan.

Sklerosis lateral amiotrofik selalu progresif, meskipun kecepatannya bervariasi.
Sekitar 50% penderita meninggal dalam waktu 3 tahun setelah timbulnya gejala pertama, 10% penderita bertahan sampai 10 tahun atau lebih dan kadang ada yang bertahan sampai 30 tahun.

Atrofi muskuler progresif mirip dengan sklerosis lateral amiotrofik, tetapi perkembangannya lebih lambat, tanpa kekakuan otot dan kelemahan otot yang terjadi tidak terlalu berat.
Gejala awalnya bisa berupa kontraksi di luar kesadaran atau kedutan pada serat-serat otot.
Banyak penderita yang bertahan sampai 25 tahun atau lebih.

Kelumpuhan bulber progresif menyerang saraf-saraf yang mengendalikan otot untuk mengunyah, menelan dan berbicara, sehingga fungsinya mengalami gangguan.
Penderita menunjukkan respon emosional yang ganjil, kegembiraan dengan cepat berganti menjadi kesedihan tanpa alasan yang jelas.
Kesulitan menelan seringkali menyebabkan terhirupnya makanan atau ludah ke dalam paru-paru.
Kematian biasanya terjadi dalam waktu 1-3 tahun setelah timbulnya gejala dan seringkali disebabkan oleh pneumonia.

Sklerosis lateral primer dan Kelumpuhan pseudobulber progresif jarang terjadi, dan merupakan varian yang lambat dari sklerosis lateral amiotrofik.
Sklerosis lateral primer terutama mengenai lengan dan tungkai, sedangkan kelumpuhan pseudobulber progresif menyerang otot-otot wajah, rahang dan tenggorokan.
Pada kedua penyakit tersebut, kekakuan otot yang hebat disertai oleh kelemahan otot.
Tidak terjadi kedutan maupun penyusutan otot, kecacatan biasanya timbul setelah beberapa tahun.

DIAGNOSA

Kelainan ini didiagnosis jika seorang dewasa mengalami kelemahan otot yang progresif tanpa disertai hilangnya sensasi.

Elektromiografi untuk mengukur aktivitas listrik otot bisa membantu menentukan apakah kelainannya terletak pada saraf atau otot.

Diagnosis juga berdasarkan kepada:
- bagian tubuh yang terkena
- mulai timbulnya penyakit
- gejala yang muncul pertama kali
- perubahan gejala dari waktu ke waktu.

PENGOBATAN

Tidak ada pengobatan khusus.

Terapi fisik membantu penderita mempertahankan kekuatan otot dan mencegah pemendekan otot (kontraktur).




kesimpulan &saran :Untuk mencegah tersedak, penderita yang mengalami kesulitan menelan sebaiknya diberi makan melalui selang gastrostomi (selang yang dimasukkan melalui dinding perut ke dalam lambung).

Kram otot bisa diatasi dengan baklofen (obat untuk mengurangi kejang otot).

0 komentar:

Posting Komentar

 
created by :Abdul Hakim E-mail:abdulhakim96@gmail.com